Engine : Mekanisme Klep Buang Hidrolis (Camless Hydraulic Exhaust Valve)
Maaf judulnya kepanjangan macam scrispy, eh.... skripsi. Sebenarnya tidak 100% tanpa noken as, karena bisa jadi ada peran noken as di situ.
Yup inilah konsep buka-tutup klep buang dengan meminimalisir (kalau bisa menghilangkan) peran noken as di dalamnya. Yup diterapinnya di bagian klep buang.
Umumnya yang kita tahu, mekanisme buka-tutup klep di mesin 4 tak itu terdiri dari :
(1) Klep - sebagai gerbang aliran gas masuk dan gas buang.
(2) Per klep - sebagai alat pendorong klep untuk menutup aliran gas masuk dan gas buang
(3) Noken as - sebagai alat pendorong klep untuk membuka+mengontrol aliran gas masuk dan gas buang.
Baik itu SOHC maupun DOHC serupa, kecuali Desmodromic & Pneumatic Valve yang ga pakai per klep tapi masih pakai noken as.
Menurut yang ane tangkap dari Konsep yang ditunjukkan di Channel Youtube-nya Mohammed Ismail ini bertujuan untuk mengurangi beban gesek yang diakibatkan oleh dorongan per klep. Yaitu dengan menggantinya dengan sistem hydraulic alias Camless Hydraulic Exhaust Valve pada bagian klep buang.
Gampangnya gini : per klep itu butuh tenaga untuk mendorongnya, jadi ketika sebuah motor OHV, SOHC maupun DOHC berputar, tenanganya ada yang hilang karena harus ngedorong per klep, apalagi mesin OHV ketambahan push rod, jadi dengan ditiadakannya per klep, maka tenaga yang hilang itu bisa dimanfaatkan.
Motor yang masih pakai per klep itu ibarat orang jalan ada yang gendolin. Kurang lebih gitu perumpamaannya. Btw makanya 2-tak pada kenceng ya, lha wong ga pakai per klep dah gitu prosesnya cuma 2 langkah, cuma ya polutannya lebih tinggi dari 4 tak. Ada kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Mirip dengan konsep Desnodromic yang mekanis maupun Pneumatic Valve yang mengandalkan udara kompressor. Hanya saja kalau di konsep Camless Hydraulic Exhaust Valve, peran noken as diminimalisir, atau mungkin dihilangkan.
Berikut perbandingan 3 jenis valvetrain dari Mohammed Ismail :
KONSEP 1 : Paling kiri adalah mesin 4 tak konvensional yang pakai per klep, yaa kita udah hafal cara kerjanya.
KONSEP 2 : Ilustrasi sebelah tengah adalah sistem klep hidrolis tapi masih pakai noken as. Cara kerja ilustrasi kedua ini adalah noken as mendorong cairan hidrolis yang dihubungkan ke batang klep. Masih pakai per klep, hanya saja per klepnya jauuuuh lebih lembut ketimbang per klep konvensional, jadinya rendah gesekan. Dan karena pakai noken as maka pengaturan buka-tutup klepnya masih mekanis. Konsep kedua ini mirip dengan Desmodromic ataupun Pneumatic Valve di mana sama2 masih pakai kem sebagai pengatur buka-tutup klepnya.
KONSEP 3 : Ilustrasi paling kanan inilah sistem klep hidrolis tanpa / dengan sedikit peran noken as. Pergerakan naik turun klep diatur secara elektronik melalui sebuah control module dengan semacam encoder sebagai aktivatornya, jadi keuntungannya selain tidak adanya beban per klep, plus tidak adanya beban noken as, secara teori sih lebih unggul ketimbang Desmodromic maupun Pneumatic Valve kalau juga diterapkan di bagian klep masuk. Tapi bukan tanpa kekurangan, karena ini diatur secara electronic, maka modul electronic harus benar-benar tahan terhadap berbagai situasi dan cuaca.
Dan untuk makin jelasnya, berikut video ilustrasi cara kerja mekanisme klep buang tanpa kem :
Sekian pembahasan mengenai Camless Hydraulic Valvetrain Exhaust Valve, semoga bermanfaat, wassalamu'alaikum.
Yup inilah konsep buka-tutup klep buang dengan meminimalisir (kalau bisa menghilangkan) peran noken as di dalamnya. Yup diterapinnya di bagian klep buang.
Umumnya yang kita tahu, mekanisme buka-tutup klep di mesin 4 tak itu terdiri dari :
(1) Klep - sebagai gerbang aliran gas masuk dan gas buang.
(2) Per klep - sebagai alat pendorong klep untuk menutup aliran gas masuk dan gas buang
(3) Noken as - sebagai alat pendorong klep untuk membuka+mengontrol aliran gas masuk dan gas buang.
Baik itu SOHC maupun DOHC serupa, kecuali Desmodromic & Pneumatic Valve yang ga pakai per klep tapi masih pakai noken as.
Menurut yang ane tangkap dari Konsep yang ditunjukkan di Channel Youtube-nya Mohammed Ismail ini bertujuan untuk mengurangi beban gesek yang diakibatkan oleh dorongan per klep. Yaitu dengan menggantinya dengan sistem hydraulic alias Camless Hydraulic Exhaust Valve pada bagian klep buang.
Gampangnya gini : per klep itu butuh tenaga untuk mendorongnya, jadi ketika sebuah motor OHV, SOHC maupun DOHC berputar, tenanganya ada yang hilang karena harus ngedorong per klep, apalagi mesin OHV ketambahan push rod, jadi dengan ditiadakannya per klep, maka tenaga yang hilang itu bisa dimanfaatkan.
Motor yang masih pakai per klep itu ibarat orang jalan ada yang gendolin. Kurang lebih gitu perumpamaannya. Btw makanya 2-tak pada kenceng ya, lha wong ga pakai per klep dah gitu prosesnya cuma 2 langkah, cuma ya polutannya lebih tinggi dari 4 tak. Ada kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Mirip dengan konsep Desnodromic yang mekanis maupun Pneumatic Valve yang mengandalkan udara kompressor. Hanya saja kalau di konsep Camless Hydraulic Exhaust Valve, peran noken as diminimalisir, atau mungkin dihilangkan.
Berikut perbandingan 3 jenis valvetrain dari Mohammed Ismail :
Screenshot from video cam less hydraulic exhaust valve by : Mohammed Ismail under the CC-BY License
KONSEP 1 : Paling kiri adalah mesin 4 tak konvensional yang pakai per klep, yaa kita udah hafal cara kerjanya.
KONSEP 2 : Ilustrasi sebelah tengah adalah sistem klep hidrolis tapi masih pakai noken as. Cara kerja ilustrasi kedua ini adalah noken as mendorong cairan hidrolis yang dihubungkan ke batang klep. Masih pakai per klep, hanya saja per klepnya jauuuuh lebih lembut ketimbang per klep konvensional, jadinya rendah gesekan. Dan karena pakai noken as maka pengaturan buka-tutup klepnya masih mekanis. Konsep kedua ini mirip dengan Desmodromic ataupun Pneumatic Valve di mana sama2 masih pakai kem sebagai pengatur buka-tutup klepnya.
KONSEP 3 : Ilustrasi paling kanan inilah sistem klep hidrolis tanpa / dengan sedikit peran noken as. Pergerakan naik turun klep diatur secara elektronik melalui sebuah control module dengan semacam encoder sebagai aktivatornya, jadi keuntungannya selain tidak adanya beban per klep, plus tidak adanya beban noken as, secara teori sih lebih unggul ketimbang Desmodromic maupun Pneumatic Valve kalau juga diterapkan di bagian klep masuk. Tapi bukan tanpa kekurangan, karena ini diatur secara electronic, maka modul electronic harus benar-benar tahan terhadap berbagai situasi dan cuaca.
Screenshot from video cam less hydraulic exhaust valve by : Mohammed Ismail under the CC-BY License
Dan untuk makin jelasnya, berikut video ilustrasi cara kerja mekanisme klep buang tanpa kem :
Video cam less hydraulic exhaust valve by : Mohammed Ismail under the CC-BY License
Komentar
Posting Komentar