Robot : Kolaborasi Robot dengan Orang
Disebut juga CoBot alias Collaborative Robot. Umumnya robot di pabrik itu berbahaya karena dia ga akan berhenti walaupun kita tahan gerakannya. Robot akan terus bergerak sampai dia menyelesaikan tugasnya. Seperti contoh kalau ada sebuah robot diprogram untuk meletakkan piston pada blok mesin, maka robot itu akan terus bergerak meletakkan piston pada blok mesin. Robot tidak akan berhenti walaupun kita tahan si robot itu. Itulah mengapa robot di pabrik biasanya dilengkapi dengan pagar pelindung (safety fence) maupun medan pelindung (workzone).
Namun berbeda ceritanya dengan CoBot. CoBot dilengkapi sensor gaya (atau sensor yang mendeteksi beban). Jadi kalau robot ininampol menabrak orang, maka robot akan berhenti, sehingga orang aman tidak mengalami luka batin. Salah satu sensor yang digunakan adalah yang mendeteksi perubahan arus (Ampere). Cara kerjanya simpel, yaitu ketika robot tertahan oleh sesuatu entah itu orang atau benda, arus akan meningkat karena beban tertahan tadi, ketika sensor mendeteksi arus berlebih ini maka robot pun berhenti. Atau mirip kaya dinamo Tamiya 4WD, pas dinamonya muter trus kita tahan rodanya maka lama-kelamaan dinamonya akan panas, ya karena arus berlebih akibat tertahan tadi.
Itulah salah satu keunggulan CoBot dibanding robot biasa. Dengan sensor gaya tadi, CoBot bisa diajak kerjasama dengan orang. Nah masbro bisa lihat contoh kerjasama robot (CoBot) dengan orang di bawah ini pada sebuah sistem perakitan (assembly) suatu komponen otomotif :
Pertama si robot ngambil komponen :
Kedua si robot ngater komponen tersebut :
Ketiga si robot "menyerahkan" komponen tersebut ke bapak yang di meja :
Keempat bapak ini merakit komponen tadi, demikian seterusnya sampai jadi :
Sistem kerjasama robot ft orang begini punya keunggulan dibanding assembly penuh oleh robot sendiri, antara lain :
(1) Lebih flexible kalau mau ganti produk
(2) Produktivitas umumnya lebih tinggi (lebih untung)
(3) Meminimalisir rijek (reject)
(4) Mesin / sistem lebih murah
(5) Waktu balik modal (ROI) lebih singkat
(6) Mudah perawatannya
Yup kurang lebih begitulah yang ane tahu tentang sistem kolaborasi robot dengan orang, sekian semoga bermanfaat, wassalmu'alaikum.
Berikut ini videonya :
Namun berbeda ceritanya dengan CoBot. CoBot dilengkapi sensor gaya (atau sensor yang mendeteksi beban). Jadi kalau robot ini
Itulah salah satu keunggulan CoBot dibanding robot biasa. Dengan sensor gaya tadi, CoBot bisa diajak kerjasama dengan orang. Nah masbro bisa lihat contoh kerjasama robot (CoBot) dengan orang di bawah ini pada sebuah sistem perakitan (assembly) suatu komponen otomotif :
Pertama si robot ngambil komponen :
Screenshot from video Human-Robot Collaboration: Efficient Collaborative Assembly in an Industrial Scenario by : DLRRMC under the CC-BY License
Kedua si robot ngater komponen tersebut :
Screenshot from video Human-Robot Collaboration: Efficient Collaborative Assembly in an Industrial Scenario by : DLRRMC under the CC-BY License
Ketiga si robot "menyerahkan" komponen tersebut ke bapak yang di meja :
Screenshot from video Human-Robot Collaboration: Efficient Collaborative Assembly in an Industrial Scenario by : DLRRMC under the CC-BY License
Keempat bapak ini merakit komponen tadi, demikian seterusnya sampai jadi :
Screenshot from video Human-Robot Collaboration: Efficient Collaborative Assembly in an Industrial Scenario by : DLRRMC under the CC-BY License
Sistem kerjasama robot ft orang begini punya keunggulan dibanding assembly penuh oleh robot sendiri, antara lain :
(1) Lebih flexible kalau mau ganti produk
(2) Produktivitas umumnya lebih tinggi (lebih untung)
(3) Meminimalisir rijek (reject)
(4) Mesin / sistem lebih murah
(5) Waktu balik modal (ROI) lebih singkat
(6) Mudah perawatannya
Yup kurang lebih begitulah yang ane tahu tentang sistem kolaborasi robot dengan orang, sekian semoga bermanfaat, wassalmu'alaikum.
Berikut ini videonya :
Video Human-Robot Collaboration: Efficient Collaborative Assembly in an Industrial Scenario by : DLRRMC under the CC-BY License
Komentar
Posting Komentar